A.
Pengertian Akhlak
Kata “Akhlak” berasal dari bahasa arab, jamak dari khuluqun خُلُقٌ yang menurut
bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kata tersebut
mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan khalqun خَلْقٌ yang berarti
kejadian, yang juga erat hubungannya dengan khaliqخَالِقٌ yang
berarti pencipta; demikian pula dengan akhluqun مَخْلُوْقٌ yang berarti yang diciptakan.
Secara
epistemologi atau istilah akhlak bisa diartikan berbagai perspektif sesuai
dengan para ahli tasawuf diantaranya :
Ibnu
Maskawaih memberikan definisi sebagai berikut:
حَالً
لِلنَّفْسِ دَاعِيَةٌ لهَاَ اِلَى اَفْعَالِهَا مِنْ غَيْرِ فِكْرٍ وَرُوِيَّةٍ
Artinya:
“Keadaan jiwa seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan
pikiran (lebih dahulu)”.
B.
ALASAN
MENGAPA SEORANG MUSLIM HARUS BERAKHLAK KEPADA ALLAH
Seorang muslim yang baik itu memang
diharuskan berakhlak yang baik kepada Allah SWT. Karena kita sebagai manusia
itu diciptakan atas kehendak-Nya, sehingga alangkah baiknya kita bersikap
santun (berakhlak) kepada sang Kholliq sebagai rasa syukrur kita.
Menurut Kahar Mashyur ,
Sekurang-kurangnya ada empat alasan mengapa manusia perlu beakhlak kepada
Allah. Yaitu karena Allah-lah yang mencipatakan manusia. Dia yang menciptakan
manusia dari air yang ditumpahkan keluar dari tulang punggung dan tulang rusuk
Kedua, karena Allah-lah yang telah
memberikan perlengkapan panca indera, berupa pendengaran, penglihatan, akal
pikiran dan hati sanubari, disamping anggota badan yang kokoh dan sempurna
kepada manusia. Ketiga, karena Allah-lah yang telah menyediakan berbagai bahan
dan sarana yang diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan
makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, air, udara, binatang ternak dan
lainnya. Keempat, Allah-lah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya
kemampuan, daratan dan lautan.
C.
AKHLAK
SEORANG MUSLIM KEPADA ALLAH
Kita sebagai umat islam memang
selayaknya harus berakhlak baik kepada Allah karena Allah lah yang telah
menyempurnakan kita sebagai manusia yang sempurna. Untuk itu akhlak kepada
Allah itu harus yang baik-baik jangan akhlak yang buruk. Seperti kalau kita
sedang diberi nikmat, kita harus bersyukur kepada Allah.
Menurut pendapat Quraish Shihab
bahwa titik tolak akhlak kepada Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa
tiada Tuhan melainkan Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji; demikian agung
sifat itu, jangankan manusia, malaikat pun tidak akan mampu menjangkaunya.
Seorang yang berakhlak luhur adalah
seorang yang mampu berakhlak baik terhadap Allah ta’ala dan sesamanya
Adapun
contoh Akhlak kepada Allah itu antara lain:
1. Taqwa
kepada Allah SWT.
Definisi taqwa adalah memelihara
diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala Perintahnya dan menjauhi segala
larangannya.
2. Cinta
kepada Allah SWT.
Definisi cinta yaitu kesadaran diri,
perasaan jiwa dan dorongan hati yang menyebabkan seseorang terpaut hatinya
kepada apa yang dicintainya dengan penuh semangat dan rasa kasih sayang.3
3. Ikhlas
Definisinya yaitu semata-mata
mengharap ridlo Allah. Jadi segala apa yang kita lakukan itu semata-mata hanya
mengharap ridho Allah SWT. .
4. Bersyukrur
terhadap nikmat yang diberikan Allah
Syukur yaitu memuji sang pemberi
nikmat atas kebaikan yang telah dilakukannya. Syukurny seorang h amba berkisar
atas tiga hal, yang jika ketigany tidak berkumpul maka tidaklah dinamakann
syukur. Tiga hal itu yaitu mengakui nikmat dalam batin, membicaraknnya secara
lahir, dan menjadikannya sebagai sarana taat kepada Allah.
5. Taubat
Taubat berarti kembali, yaitu kembali dari sesuatu yang
buruk ke sesuatu yang baik.
6. Berbaik
sangka kepada Allah SWT.
Maksudnya kita sebagai umat yang
diciptakan oleh Allah, hendaknya khusnudzon, jangan suudzon, karena apa
yangakan diberikan oleh Allah itu pasti bak bagi kita.
7. Bertawakal
kepada Allah SWT.
Bertawakal yaitu kita berserah diri
kepada Allah. Setelah kita memohon kepada Allah hendaknya kita berrusaha, bukan
hanya diam diri untuk memenuhi do’a kita. Itu yang dimaksud dengan tawakal.
8. Senantiasa
mengingat Allah SWT.
Salah satu akhlak yang baik kepada
Allah yaitu kita selalu mengingat Allah dalam keadaan apapun, baik dalam
keadaan susah maupun senang.
9. Memikirkan
keindahan ciptaan Allah SWT.
Yaitu kita dianjurkan untuk
melakukan Tadzabur Alam, memikirkan tentang bagaimana kita diciptakan, dan
lain-lain yang berkaitan dengan ciptaan Allah yang lain, supaya kita dapat
merasakan keagungan Allah SWT. Sehingga kita dapat berakhlak yang baik kepada
Allah.
10. Melaksanakan
apa-apa yang diperintahkan Allah SWT.
Sebagai hamba Allah yang baik hendaknya kita melakukan Amar
ma’ruf,
11. Menjauhi
apa yang dilarang Allah SWT.
Sebagai hamba Allah yang baik hendaknya kita Nahi Munkar.
D.
AKHLAK
KEPADA RASULULLAH SAW
Disamping akhlak kepada Allah Swt, sebagai muslim kita juga harus
berakhlak kepada Rasulullah Saw, meskipun beliau sudah wafat dan kita tidak
berjumpa dengannya, namun keimanan kita kepadanya membuat kita harus berakhlak
baik kepadanya, sebagaimana keimanan kita kepada Allah Swt membuat kita harus
berakhlak baik kepada-Nya. Meskipun demikian, akhlak baik kepada Rasul pada
masa sekarang tidak bisa kita wujudkan dalam bentuk lahiriyah atau jasmaniyah
secara langsung sebagaimana para sahabat telah melakukannya.
Contoh akhlak kepada Rasulullah SAW :
1.
Ridha
Dalam Beriman Kepada Rasul
Iman kepada Rasul Saw merupakan salah satu bagian dari rukun iman.
Karenanya membuktikan keimanan dengan amal yang shaleh merupakan bukan suatu
beban yang memberatkan, begitulah memang bila sudah ridha. Ridha dalam beriman
kepada Rasul inilah sesuatu yang harus kita nyatakan sebagaimana hadits Nabi
Saw: Aku ridha kepada Allah sebagai
Tuhan, Islam sebagai agama dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasul (HR. Bukhari,
Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’I dan Ibnu Majah).
2.
Mencintai
dan Memuliakan Rasul
Keharusan yang harus kita tunjukkan dalam akhlak yang baik kepada
Rasul adalah mencintai beliau setelah kecintaan kita kepada Allah Swt.
Disamping itu, manakala seseorang yang telah mengaku beriman tapi lebih
mencintai yang lain selain Allah dan Rasul-Nya, maka Rasulullah Saw tidak mau
mengakuinya sebagai orang yang beriman, beliau bersabda: “Tidak beriman
seseorang diantara kamu sebelum aku lebih dicintainya daripada dirinya sendiri,
orang tuanya, anaknya dan semua manusia (HR. Bukhari, Muslim dan Nasa’i)”
3.
Mengikuti dan Mentaati Rasul
Mengikuti dan mentaati Rasul merupakan sesuatu yang bersifat mutlak
bagi orang-orang yang beriman. Karena itu, hal ini menjadi salah satu bagian
penting dari akhlak kepada Rasul, bahkan Allah Swt akan menempatkan orang yang
mentaati Allah dan Rasul ke dalam derajat yang tinggi dan mulia.
4.
Mengucapkan
Shawalat dan Salam Kepada Rasul
Secara harfiyah, shalawat berasal dari kata ash shalah yang berarti
do’a, istighfar dan rahmah. Kalau Allah bershalawat kepada Nabi, itu berarti
Allah memberi ampunan dan rahmat kepada Nabi, Adapun, bila kita bershalawat
kepada Nabi hal itu justeru akan membawa keberuntungan bagi kita sendiri, hal
ini disabdakan oleh Rasul Saw: “Barangsiapa bershalawat untukku satu kali, maka
dengan shalawatnya itu Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali (HR.
Ahmad).”
Manakala seseorang telah menunjukkan akhlaknya kepada Nabi dengan
banyak mengucapkan shalawat, maka orang tersebut akan dinyatakan oleh Rasul Saw
sebagai orang yang paling utama kepadanya pada hari kiamat, beliau bersabda:
“Sesungguhnya orang yang paling utama kepadaku nanti pada hari kiamat adalah
siapa yang paling banyak bershalawat kepadaku (HR. Tirmidzi).”
Adapun orang yang tidak mau bershalawat kepada Rasul dianggap
sebagai orang yang kikir atau bakhil, hal ini dinyatakan oleh Rasul Saw: “Yang
benar-benar bakhil adalah orang yang ketika disebut namaku dihadapannya, ia
tidak mengucapkan shalawat kepadaku (HR. Tirmidzi dan Ahmad).”
5.
Menghidupkan
Sunnah Rasul
Kepada umatnya, Rasulullah Saw tidak mewariskan harta yang banyak,
tapi yang beliau wariskan adalah Al-Qur’an dan sunnah, karena itu kaum muslimin
yang berakhlak baik kepadanya akan selalu berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan
sunnah (hadits) agar tidak sesat, beliau bersabda: “Aku tinggalkan kepadamu dua
pusaka, kamu tidak akan tersesat selamanya bila berpegang teguh kepada
keduanya, yaitu kitab Allah dan sunnahku (HR. Hakim).”
Selain itu, Rasul Saw juga mengingatkan umatnya agar waspada
terhadap bid’ah dengan segala bahayanya, beliau bersabda: “Sesungguhnya, siapa
yang hidup sesudahku, akan terjadi banyak pertentangan. Oleh karena itu,. Kamu
semua agar berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah para penggantiku.
Berpegang teguhlah kepada petunjuk-petunjuk tersebut dan waspadalah kamu kepada
sesuatu yang baru, karena setiap yang baru itu bid’ah dan setiap bid’ah itu
sesat, dan setiap kesesatan itu di neraka (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah,
Hakim, Baihaki dan Tirmidzi).”
6.
Menghormati
Pewaris Rasul
Berakhlak baik kepada Rasul Saw juga berarti harus menghormati para
pewarisnya, yakni para ulama yang konsisten dalam berpegang teguh kepada
nilai-nilai Islam, yakni yang takut kepada Allah Swt dengan sebab ilmu yang
dimilikinya.
Karena ulama disebut pewaris Nabi, maka orang yang disebut ulama
seharusnya tidak hanya memahami tentang seluk beluk agama Islam, tapi juga
memiliki sikap dan kepribadian sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi dan
ulama seperti inilah yang harus kita hormati. Adapun orang yang dianggap ulama
karena pengetahuan agamanya yang luas, tapi tidak mencerminkan pribadi Nabi,
maka orang seperti itu bukanlah ulama yang berarti tidak ada kewajiban kita
untuk menghormatinya.
7.
Melanjutkan Misi Rasul
Misi Rasul adalah menyebarluaskan dan menegakkan nilai-nilai Islam.
Tugas yang mulia ini harus dilanjutkan oleh kaum muslimin, karena Rasul telah
wafat dan Allah tidak akan mengutus lagi seorang Rasul. Meskipun demikian,
menyampaikan nilai-nilai harus dengan kehati-hatian agar kita tidak
menyampaikan sesuatu yang sebenarnya tidak ada dari Rasulullah Saw.
Demikian beberapa hal
yang harus kita tunjukkan agar kita termasuk orang yang memiliki akhlak yang
baik kepada Nabi Muhammad Saw.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar